Syarat Kejepit dan Cara Mengatasinya
Syaraf kejepit, dalam istilah medis sering disebut Hernia Nukleus Pulposus. Ini merupakan kondisi di mana syaraf yang berada di tulang punggung kita tertekan oleh bagian sekitarnya, bisa juga kondisi ketika bantalan atau cakram di antara tulang belakang keluar dari posisi semula dan menjepit saraf yang ada di belakangnya.
Saraf sendiri memiliki peranan penting dalam tubuh. Melalui saraf ini, sistem komunikasi antara tubuh dan otak berjalan lancar.
Saraf kejepit bisa disebabkan oleh berbagai hal. Pertama, karena cidera yang merusak bantalan atau cakram yang ada di antara ruas tulang. Kedua, karena gerakan yang salah saat berolahraga dan dilakukan secara berulang. Ketiga, bisa juga disebabkan oleh mengangkat beban di luar kemampuan yang dilakukan secara terus menerus.
Keempat, sikap tubuh yang keliru juga bisa menyebabkan terjadinya saraf kejepit. Kelima, mengangkat beban yan berat sambil membungkuk. Penyebab lainnya, ini yang harus diwaspadai karena akibatnya sangat fatal, jatuh dalam posisi terduduk dengan keras sehingga membuat cedera tulang belakang.
Saraf kejepit juga bisa dipicu oleh gaya hidup yang kurang sehat, seperti malas bergerak. Hal-hal lain yang perlu diwaspadai karena bisa memicu terjadinya saraf kejepit adalah faktor kegemukan, faktor usia dan sikap tubuh yang tidak dalam posisi benar ketika melakukan aktivitas. Faktor genetika seperti adanya kelainan pada tulang belakang bisa menjadi faktor pemicu yang patut diwaspadai.
Sebagian besar kasus saraf kejepit terjadi di bagian tulang pinggang (lumbar). Kasus saraf kejepit juga bisa ditemui di tulang leher (cervical) dan tulang punggung (thoracic). Pada tulang punggung ini kasusnya jarang terjadi, hanya sekitar 1-2 persen dari total angka kejadian, jauh berbeda dengan angka kejadian pada tulang pinggang yang mencapai 90 persen dari total angka kejadian.
Bagaimana kita bisa tahu kalau kita mengalami saraf kejepit? Ada beberapa gejala awal yang dirasakan penderita. Biasanya yang bersangkutan merasakan nyeri di bagian punggung, lalu pinggang, panggul hingga kaki. Rasa kesemutan atau mati rasa di sekitar pinggang dan kaki juga bisa menjadi awal gejala terjadinya saraf kejepit.
Penderita biasanya merasakan nyeri di belakang leher, kepala, bahu lengan dan jari-jari tangannya. Nyeri juga bisa timbul saat membungkuk atau duduk lama, yang akan berkurang ketika tubuh dibawa berbaring.
Perlu diwaspadai kemungkinan melemahnya otot tubuh hingga jari kaki karena saraf kejepit ini. Itulah sebabnya kenapa penderita saraf kejepit harus tetap melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Hanya saja perlu diperhatikan agar aktivitas fisik yang dilakukan tidak membuat penderita bertambah sakit.
Karena itu sebaiknya penderita melakukan olahraga dengan didampingi tenaga ahli mengenai gerakan apa yang baik atau tidak baik bagi penderita, paling tidak di awal-awal latihan. Salah gerakan tidak hanya akan membuat penderita tidak nyaman akibat rasa nyeri, tapi juga bisa memperparah sakit yang diderita.
Olahraga yang disarankan untuk penderita saraf kejepit adalah olahraga yang menjaga kelenturan tubuh dan kekuatan otot, khususnya di bagian tulang belakang. Olahraga seperti yoga sangat cocok untuk dilakukan oleh penderita saraf kejepit. Beberapa pose yoga sangat baik untuk terapi saraf kejepit. Seperti pose yang dilakukan sambil berbaring sambil mengangkat hingga membuka kaki, yang tujuannya untuk meregangkan paha belakang dan membuka hips.
Olahraga yang juga cocok untuk dilakukan oleh penderita saraf kejepit adalah berenang. Air bisa menjadi sarana terapi pemulihan. Dengan berada dalam air, penderita akan merasa lebih ringan dan bebas sakit karena air dapat menghilangkan tekanan dari tulang punggung dan otot. Berenang membantu bagian perut dan leher menjadi kuat sehingga bisa mengurangi rasa nyeri.
Jalan kaki ringan juga bisa menjadi pilihan olahraga apabila penderita tidak merasakan sakit ketika berjalan. Hindari olahraga seperti berlari karena itu akan memberikan tekanan pada tulang belakang. Lantas bagaimana dengan bersepeda? Olahraga ini tidak disarankan bagi penderita saraf kejepit di bagian pinggang karena dikhawatirkan akan membuat rasa nyeri bertambah.
Konsumsi makanan kaya kalium dan kalsium sangat dianjurkan untuk penderita saraf kejepit. Sebut saja pisang, alpukat, kacang, kentang dan air kelapa muda. Demikian juga dengan susu, keju, yogurt dan sayur-sayuran seperti bayam dan brokoli.
Bagi penderita saraf kejepit dengan tingkat keparahan yang tinggi sebaiknya berkonsultasi ke dokter atau melakukan fisioterapi di bawah arahan terapis bersertifikat. Ada kalanya terapi atau olahraga yang dilakukan tidak memberikan pengaruh positif karena penyakit yang diderita sudah parah, sehingga dokter menyarankan untuk diambil tindakan.
Itulah sebabnya kenapa kita perlu melakukan langkah pencegahan agar jangan sampai mengalami saraf kejepit. Bagi Anda yang kegemukan, bisa memulai perlahan menurunkan berat badannya. Bagi yang tidak mengalami kegemukan, coba dicek apakah sikap duduk selama ini sudah benar.
Jangan sampai terbiasa duduk salah, yaitu posisi duduk yang memberikan tekanan pada tulang belakang bagian bawah, sehingga jadinya mengalami saraf kejepit.
Biasakan duduk tegak dengan memanjangkan tulang punggung ya. Hindari juga kebiasaan mengangkat beban yang berat dan pastikan agar konsumsi makanan kita kaya akan kalsium dan kalium. Terakhir, jangan lupa rutin berolahraga.