Apa Itu Metaverse Buatan Mark Zuckerberg? Yuk, Cari Tahu...
Bayangkan begini. Kita tidak perlu pergi ke toko untuk membeli baju. Hal seperti ini sudah bisa kita lakukan sekarang. Tapi pernahkah terpikir bahwa, tanpa pergi ke toko pun kita bisa mencobanya dulu sebelum kita membelinya. Kok bisa?
Hal seperti itu bisa saja dilakukan di Metaverse. Tidak hanya baju. Sebut saja barang apapun: alat kecantikan, perkakas bahkan mobil.
Apa itu Metaverse? Bagi orang kebanyakan, Metaverse adalah versi lain dari Virtual Reality (VR). Tapi bagi sebagian besar lainnya, ini adalah masa depan internet.
Bedanya, dalam metaverse kita tidak menggunakan komputer melainkan seperangkat headset untuk memasuki dunia virtual yang menghubungkan segala sesuatu yang ada di dalam dunia digital tersebut.
Tidak seperti VR yang sebelumnya identik untuk kebutuhan bermain game, dunia virtual metaverse bisa digunakan untuk keperluan yang lebih luas lagi. Katakanlah, bekerja, bermain, menggelar konser, menonton atau bahkan hanya jalan-jalan.
Saat memasukinya, Anda akan memiliki avatar 3D sebagai representasi diri kita di dunia tersebut.
Selama ini, wacana tentang VR dan augmented reality (AR) selalu muncul berulang kali. Tapi semuanya tidak bertahan lama. Bisa jadi karena terlalu besarnya investasi yang harus ditanamkan untuk merealisasikan dunia virtual ini, sehingga kehebohannya tidak bertahan lama.
Angin segar muncul ketika Facebook (kini Meta) menjadikan proyek metaverse ini sebagai prioritas utamanya. Perubahan nama perusahaan menjadi Meta merupakan bagian dari rencana besar Mark Zuckerberg untuk membawa dunia digital ke tingkatan yang lebih tinggi.
Facebook bahkan berinvestasi besar-besaran pada perangkat headset bernama Oculus, agar perangkat ini jauh lebih murah dibandingkan produk rivalnya.
Kalau begitu, apakah ini berarti Metaverse digagas Facebook?
Mark Zuckerberg bisa dibilang mempopulerkan istilah metaverse. Tapi istilah metaverse sendiri sudah bisa ditemukan pada novel distopian karya Neal Stephenson.
Dalam novel yang dirilis tahun 1992 ini, metaverse merupakan realitas virtual 3D yang bisa diakses melalui terminal dan kacamata VR, yang bentuknya mirip Oculus Quest atau headset VR lainnya.
Ruang 3D dalam novel digambarkan sebagai kawasan perkotaan yang terbangun di sisi sebuah jalan selebar 100 meter bernama The Street. The Street ini merupakan tempat berlangsungnya pembangunan. Developer bisa membangun jalan kecil yang terhubung ke jalan utama hingga membangun lingkungan tempat tinggal di sekitarnya.
Siapa pemilik metaverse?
Ini pertanyaan yang sama seperti: siapa pemilik internet? Jawabannya sama, tidak ada pemilik spesifik. Meski demikian, ada banyak pemain di industri ini. Sebut saja Facebook itu sendiri, lalu ada Microsoft, Unity, Epic Games, Roblox.
Mereka inilah yang mengucurkan miliaran dolar AS agar imajinasi dalam sains fiksi bisa menjadi nyata. Menurut petinggi Facebook, Metaverse tidak bisa dibangun dalam semalam oleh satu perusahaan saja. Untuk membawa konsep Metaverse menjadi sempurna dibutuhkan waktu paling tidak 10-15 tahun
Apakah Metaverse hanya soal games?
Jawabannya tidak. Pada awalnya, konsep VR ini banyak diadopsi oleh perusahaan gaming. Belakangan, beberapa perusahaan gaming bahkan sudah berekspansi menggelar peluncuran produk hingga konser musik di dunia digitalnya.
Siapa saja pemainnya?
Facebook sedang bereksperimen dengan rapat VR melalui aplikasi bernama Workplace dan aplikasi sosial Horizons yang keduanya beroperasi menggunakan sistem visual avatar mereka.
Sementara Epic Games yang membuat Fortnite saat ini sudah mengembangkan produknya, tidak hanya terbatas pada game online multiplayer. Fortnite juga sudah mulai mengadakan konser, sebut saja konser Travis Scott dan Ariana Grande, dalam dunia digitalnya.
Roblox, yang merupakan platform untuk ribuan gamer saling terkait menjadi ekosistem yang lebih besar, berkolaborasi dengan produk Gucci untuk untuk peluncuran produk.
Ada lagi Unity, pengembang platform 3D, yang berinvestasi di 'digital twins'. Ini merupakan replika digital dari dunia nyata.
Lalu ada Nvidia yang sedang mengembangkan dunianya sendiri bernama Omniveres, yang dsebut sebagai platform untuk menggabungkan berbagai dunia virtual 3D.
Apa yang menggerakkan Metaverse?
Metaverse akan digerakkan oleh berbagai bentuk teknologi, seperti infrastruktur cloud, perangkat software, platform, aplikasi, user-generated content, dan hardware.
Di dalam metaverse, pengguna bisa merasakan pengalaman bermain game, mengakses berbagai jenis hiburan, bertransaksi, menjalin pertemanan, melakukan penelitian hingga menempuh pendidikan.
Bagaimana caranya memasuki metaverse?
Pertama tentu kita harus punya jaringan internet yang stabil. Pilih platform yang akan digunakan dan mendaftar melalui platform tersebut. Pastikan memiliki alat tambahan yang dibutuhkan seperti kacamata VR mapun headset.
Setelah terdaftar kamu bisa ikut beaktivitas seperti di dunia nyata. Setiap transaksi di metaverse menggunakan mata uang yang disebut criptocurrency. Platform Roblox dan Decentraland termasuk platform yang disarankan bagi pemula.